STUDI SEMIOTIKA TARIAN SILAMPARI KHAYANGAN TINGGI YANG DIPERTAHANKAN KOMUNITAS BENING DI KOTA LUBUKLINGGAU

YESSI DESTRIANTI, ISLAMITA and Dwi, Maharani (2020) STUDI SEMIOTIKA TARIAN SILAMPARI KHAYANGAN TINGGI YANG DIPERTAHANKAN KOMUNITAS BENING DI KOTA LUBUKLINGGAU. Diploma thesis, Universitas Bina Darma.

	Text Yessi Destrianti Islamita Bab 0.pdf Download (896kB)
	Text Yessi Destrianti Islamita Bab 1.pdf Download (271kB)
	Text Yessi Destrianti Islamita Daftar Pustaka.pdf Download (365kB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Makna tari Silampari kayangan Tinggi yang dipertahankan komunitas bening di Kota Lubuklinggau. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif wawancara, observasi, dokumentasi, studi kepustakaan. Subjek pada penelitian ini terdiri dari Pelaku dan Pengamat Seni Tari Silampari Kayangan Tinggi dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai landasan teori dari penelitian yang berjudul studi semiotika tarian silampari kayangan tinggi yang dipertahankan komunitas bening di kota Lubuklinggau. Dilihat dari Denotasi gerak yang ada pada tari silampari kayangan tinggi merupakan sebuah perpaduan dari gerak oleh tubuh manusia dalam menciptakan gerakan yang mengandung deni estetis dalam gerak, selain itu berisi bentuk interaksi antara isi tari yang dituangkan koreografer kepada penikmat yaitu tamu undangan. Secara konotasi terdapat kiasan makna yang tersirat didalamnya yang mengandung nilai-nilai dan gambaran masyarakat kota Lubuklinggau ,keyakinan, adat istiadat dan tatanan hidup dan cara menghargai oramg lain. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa tari silampari kayangan tinggi adalah tari adat daerah sumatera selatan yang berasal dari Kota Lubuklinggau telah ada sejak zaman dahulu dan hingga kini masih tetap berfungsi sebagai tari sambut Kota Lubuklinggau. Tari silampari kayangan tinggi ini diadopsi dari cerita rakyat di Lubuklinggau dimana diyakini adanya namun tidak tau kebenarannya jadi mitos pada tari ini merupakan mitos yang berkembang di masyaraka secara turun temurun.

Actions (login required)

View Item